”GUBERNUR SERIUSI MASALAH GIZI DAN KESEHATAN”
pada puncak acara
HARI GIZI NASIONAL KE-53 TAHUN 2013
TINGKAT PROVINSI GORONTALO
Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs), menegaskan bahwa tahun 2015 setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1990. Dua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama MDGs adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan menurunnya jumlah penduduk dengan defisit energi (indikator kelima).
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indeks komposit yang terdiri dari pendidikan, kesehatan dan pendapatan perkapita. Salah satu indikator ipm bidang kesehatan yakni status gizi, selain angka kematian ibu, angka kematian balita dan umur harapan hidup.
Kegiatan perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo bersama-sama dengan pemerintah kabupaten/kota yakni pertama kegiatan jangka pendek melalui Therapeutic Feeding Centre (TFC) atau pusat pemulihan gizi bagi balita dan ibu hamil, kedua kegiatan jangka panjang melalui penerapan ilmu gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo pada pendidikan formal (SD, SMP dan SMA). Hal ini telah menjadi perhatian dan penghargaan dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi di Indonesia, seperti pada tahun 2011 beroleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Presiden RI dengan kategori Pelayanan Ketahanan Pangan tentang Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Tradisional Gorontalo pada mata pelajaran muatan lokal di tingkat SD, SMP dan SMA dengan tujuan pertama untuk pelestarian dan pengembangan budaya daerah melalui makanan tradisional, kedua pembelajaran tentang ilmu gizi dan kesehatan, dan ketiga salah satu upaya memutus mata rantai permasahalan gizi dan kesehatan. Program ini hanya ada di Gorontalo dan belum ada di daerah lain, dan sangat sinkron dengan program unggulan Provinsi Gorontalo yakni Program Kesehatan Gratis serta penunjang utama mutu sumber daya manusia, hal ini diungkapkan Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Provinsi Gorontalo Suryanto Soleman, S.ST, pada puncak peringatan Hari Gizi Nasional ke-53 Tingkat Provinsi Gorontalo yang dipusatkan di Pantai Monano Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara 29/01.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Gorontalo, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Wakil Bupati Gorontalo Utara, Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo dan pimpinan SKPD Provinsi dan Kabupaten Gorontalo Utara. Dalam kesempatannya Gubernur Gorontalo Drs. H. Rusli Habibie, M.AP mencanangkan “Gerakan Gizi 1000 Hari menuju Gorontalo Prima”. Pada sambutannya Gubernur Gorontalo menyampaikan sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif (promosi dan pencegahan) tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif (pengobatan dan rehabilitasi). Dalam rangka implementasi paradigma sehat tersebut, dibutuhkan sebuah strategi yang berwawasan sehat yakni bagaimana orang sehat tetap sehat atau tidak sakit (upaya preventif dan promotif) dan bagaimana orang sakit secara terintegrasi dapat sembuh atau sehat (upaya kuratif dan rehabilitatif), bukan berwawasan sakit.
Kepada seluruh warga Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi Gorontalo kiranya dapat berusaha semaksimal mungkin untuk perbaikan gizi di daerah ini, karena tugas yang saudara-saudara emban merupakan tugas yang sangat mulia seperti pemberian penyuluhan, penanganan kasus gizi dan bahkan anda bisa sebagai guru pengajar pada masyarakat guna mewujudkan masyarakat gorontalo yang sejahtera, mandiri untuk hidup sehat pungkas Gubernur Gorontalo.
Selain itu, Gubernur Gorontalo menyambut dan merespon positif terhadap berbagai usulan dan program PERSAGI Provinsi Gorontalo, yakni dengan 1) segera dibentuk UPT Bina Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo untuk dipergubkan mendahului Perda, 2) perekrutan CPNS D-III Gizi untuk penempatan di Desa, 3) penambahan alokasi anggaran bidang gizi terutama penanganan balita gizi buruk dan bumil KEK/Anemia, dan 4) bersama-sama PKK dalam pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) berbahan pangan lokal, sehingga persoalan-persoalan gizi di Provinsi Gorontalo dapat teratasi.
